off On 17 Agustusan di Indie You and Me Radio Persatuan

Author: damaya_e /



         Ladies and gentlemen, baca dengan saksama ya. Lagi-lagi gue mau share profil band yang jadi bintang tamu acara rutin Radio Persatuan tiap Senin jam 18.00-19.00 WIB. Udah agak lama sih, interview band ini udah sejak tanggal 17 Agustus 2015. Yaaah, namanya juga artis papan setrikaan, sibuk kerja lah, ngurus inilah, itulah, sampai hati aja nggak keurus (upss). Nah, di sela-sela jadwal baper eh kegiatan maksudnya (typo yang sangat jauh, sumpah), gue sempetin stalk akun FB off On terus bikin biografi ini.
         Menurut mas vokalis, off On ini udah lama terbentuk. Namun, yang namanya lika-liku hidup sendiri aja serem, apalagi lika-liku dalam bersaing di dunia musik. Jatuh bangun, naik turun, hingga tikung-menikung adalah hal yang wajar (hiperbola). Karenanya, band yang bergenre pop alternatif ini sempat vakum, dan lahir kembali pada 20 Juni 2014. Ini terjadi karena pertemuan Lee Kims dan Mawan. Mereka sepakat membangkitkan kembali kenangan lama serta menyelesaikan proyek bermusik yang sempat terbengkalai (baper).
         Lee Kims dan Mawan pun mulai berkarya hingga menemukan Irfan (bas), Carlan (drum), dan Hendy (gitar). Selama satu tahun, di sela-sela kesibukan masing-masing personil, terciptalah beberapa lagu, di antaranya “Adalah Sepupuku”, “Biarkanku Pergi”, dan “GGW (Gara-gara Wanita)”. Dan, menurut mereka pas interview di Radio Persatuan lalu sih rata-rata lagu tersebut adalah curhatan. Rencananya, di akhir 2015 ini semua akan terangkum dalam bentuk album.
Nah, hal paling penting yang harus gue bahas adalah perkenalan personil. Kata peribahasa kan “Tak kenal maka tak sayang”. Ya kalik terjadi sayang-sayangan antar personil off On. Hhhhh.

         Mulai dari vokalis. Vokalis yang terlalu semangat ikut lomba lari karung 17an terus berakibat pada suara yang menghilang pas interview (nggak ada hubungannya sih) ini akrab disapa Lee Kims.



        off ON punya pemain gitar yang mirip Eross Sheila on Seven. Pas mau interview, gue shock, kirain yang datang Eross, ternyata Eross KW. Wkwkwk. Ini nih yang namanya Hendy


        Lanjut ke penggebuk drumnya nih ada Carlan.

  

     Mawan ini salah satu pemain gitar off On yang tempat tinggalnya sekaligus menjadi basecamp off ON.


        Terakhir di bass ada Irfan yang paling hobby selfie. Yang lain sibuk persiapan interview, eeh dia malah minta difotoin. Selain sayang sama bassnya, irfan juga penyayang binatang lho. Coba aja datengin rumahnya, loe pasti menemukan burung kenari piaraannya (ini apa hubungannya bass sama burung kenari sih?)



        Barang kali ada yang masih pengen kepo sama personil off On, hubungi aja 089620020159, akun FB: off On, twitter: @offON_band,

IG: offon_band. Bisa juga dapetin lagunya di http://reverbnation.com/offon7/. Selamat kepo!

off On di stage

Ini apalah g paham. 😄



Senja

Author: damaya_e /


          Time won’t make me forget. It just make me understand things. Kamu pernah melihat sunset di senja hari? Ya, seperti itulah dirimu. Aku sadar, ternyata waktu tidak benar-benar menenggelamkanmu. Sebab, senja selalu hadir setiap hari, menawarkan pesona yang memikat hati, lalu pergi. Mencintaimu seperti senja, hanya akan gelap sesudahnya. Namun, apa kau tau? Senja selalu indah buatku, meskipun tertutup mendung, hujan, bahkan halilintar sekali pun.

        Pernah sekali waktu aku menutup mata agar tak melihat sang surya hanyut ke dalam cakrawala. Namun, tetap saja sinarnya menembus kelopak mata. Ternyata, itu lebih menyakitkan bagiku daripada menatap matahari di siang hari. Bukan sakit pada mata, tetapi rasa. Apakah aku rela membiarkan senja berlalu di balik kelopak mata?
         Begitulah setiap hari yang kulalui bersama senja. Selalu ku nikmati meski sebenarnya aku benci. Bukan  senja hari yang ku benci, tapi gelapnya malam dan mimpi-mimpi yang hanya tinggal mimpi. Sering aku mencoba melawan gelap malam dengan berjuta cara yang ada di otakku. Tapi aku letih. Aku bersandar pada subuh dan berharap pagi segera datang.
         Ingatkah kamu saat kita menghabiskan malam di bawah rintik hujan. Saat itu, aku pernah bersahabat dengan malam. Aku berbicara padanya, “Jangan berakhir sekarang!” Namun, malam tak mau bersahabat. Waktu itu, mendungnya langit, pekatnya hitam, dan keheningan yang di tawarkan malam tak berhasil membuatku merasa sesak. Sebab, ada dirimu yang menggenggam jemariku agar aku tak hanyut terbawa hujan.
          Sekarang, kamulah yang justru perlahan menghilang di balik gelapnya malam. Karena itulah, secara tidak sadar aku menjadikan malam sebagai musuhku. Musuh yang selalu membayangiku. Musuh yang tak bisa ku lawan dengan apa pun. Hanya bisa menunggunya menyerah dan mengembalikanmu kepadaku. For you, I hope you hear my whisper, don’t be lose by the night.