Senja

Author: damaya_e /


          Time won’t make me forget. It just make me understand things. Kamu pernah melihat sunset di senja hari? Ya, seperti itulah dirimu. Aku sadar, ternyata waktu tidak benar-benar menenggelamkanmu. Sebab, senja selalu hadir setiap hari, menawarkan pesona yang memikat hati, lalu pergi. Mencintaimu seperti senja, hanya akan gelap sesudahnya. Namun, apa kau tau? Senja selalu indah buatku, meskipun tertutup mendung, hujan, bahkan halilintar sekali pun.

        Pernah sekali waktu aku menutup mata agar tak melihat sang surya hanyut ke dalam cakrawala. Namun, tetap saja sinarnya menembus kelopak mata. Ternyata, itu lebih menyakitkan bagiku daripada menatap matahari di siang hari. Bukan sakit pada mata, tetapi rasa. Apakah aku rela membiarkan senja berlalu di balik kelopak mata?
         Begitulah setiap hari yang kulalui bersama senja. Selalu ku nikmati meski sebenarnya aku benci. Bukan  senja hari yang ku benci, tapi gelapnya malam dan mimpi-mimpi yang hanya tinggal mimpi. Sering aku mencoba melawan gelap malam dengan berjuta cara yang ada di otakku. Tapi aku letih. Aku bersandar pada subuh dan berharap pagi segera datang.
         Ingatkah kamu saat kita menghabiskan malam di bawah rintik hujan. Saat itu, aku pernah bersahabat dengan malam. Aku berbicara padanya, “Jangan berakhir sekarang!” Namun, malam tak mau bersahabat. Waktu itu, mendungnya langit, pekatnya hitam, dan keheningan yang di tawarkan malam tak berhasil membuatku merasa sesak. Sebab, ada dirimu yang menggenggam jemariku agar aku tak hanyut terbawa hujan.
          Sekarang, kamulah yang justru perlahan menghilang di balik gelapnya malam. Karena itulah, secara tidak sadar aku menjadikan malam sebagai musuhku. Musuh yang selalu membayangiku. Musuh yang tak bisa ku lawan dengan apa pun. Hanya bisa menunggunya menyerah dan mengembalikanmu kepadaku. For you, I hope you hear my whisper, don’t be lose by the night.


 

3 komentar:

Rohman Efendi mengatakan...

Wowmazing, saat aku baca paragrap ke dua "pernah sekali ... " aku langsung teringat kalau aku pernah pergi dari Jakarta ke Surabaya, untuk menengok nenek di sana sambil mengendarai Kereta malam "jug, kijak, kijug, kijag suara sepatu kuda" - keep blogging ndok & keep produce i would be you hater *devil

damaya_e mengatakan...

Ini orang apalaaah

damaya_e mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar